Friday, April 23, 2010

Kerusuhan Batam Tidak Ada Kaitan Hari Buruh


Kerusuhan yang terjadi di kawasan PT Drydocks World Graha, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), adalah murni kerusuhan akibat konflik internal perusahaan, demikian penjelasan Ka POLRI Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Jumat (23/4/2010) siang,

Aksi itu tidak ditunggangi oleh faktor-faktor lain di luar pelecehan yang terjadi dari seorang pimpinan perusahaan asing (diduga WN India). Dan kasus itu juga bukan merupakan aksi ‘pemanasan’ jelang peringatan Hari Buruh (May Day) I Mei 2010 mendatang.

Lebih lanjut Ka POLRI menegaskan, "Tidak ada kaitan dengan Hari Buruh, apalagi seperti pemanasan menjelang Hari Buruh itu. Peristiwa itu murni internal perusahaan yang dipicu oleh seorang manajer berwarga Negara asing dan bukan faktor-faktor lain,".

Dalam kesempatan jumpa pers yang dilaksanakan seusai rakor yang dipimpin wapres Boediono. Hadir dua menteri lainnya, yaitu Menteri Dalam Negeri Fauzi Gamawan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, dan Kepala BKPM Gita Wirjawan. Sebelumnya, dalam rapat itu hadir Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Kerusuhan Batam Ribuan Buruh Galangan Kapal Mengamuk


Kerusuhan Batam

Kamis 22 April 2010, Ribuan buruh mengamuk di dalam lokasi pabrik galangan kapal PT Drydocks World Graha di Batam, Kepulauan Riau... Aksi amuk buruh dipicu oleh pernyataan seorang ekspatriat yang bernada rasisme. Hal itu ditengarai merupakan akumulasi perasaan tertindas akibat ketidakadilan yang mereka alami selama ini.

Amuk massa buruh Kamis 22 April, menyebabkan sedikitnya 27 mobil dirusak, 6 diantaranya dibakar, kantor manajemen dan gudang penyimpanan peralatan kerja rusak dan hangus terbakar. Kaca-kaca pecah. Dokumen-dokumen kantor, termasuk gambar produksi, pun musnah. Kantor pemilik tak luput dirusak pula.

Setelah melakukan amuk massa buruh di dalam lingkungan perusahaan, massa bergerak ke luar dan berkumpul di gerbang masuk perusahaan. Mereka melakukan unjuk rasa spontan, dan sekitar pukul 12.00 membubarkan diri.


Kerugian

Manajer SDM PT Drydocks World Graha Baharum memperkirakan kerugian yang dialami bias capai triliunan Rupiah, namun pihaknya belum menghitung jumlah pasti kerugian.

Dalam kerusuhan Batam, tak ada korban meninggal dunia, namun sedikitnya tiga buruh ekspatriat luka-luka karena menjadi sasaran massa. Seorang pekerja ekspatriat lainnya juga luka akibat meloncat dari lantai tiga. Mereka dilarikan ke sebuah rumah sakit di Kota Batam.

Menurut keterangan para buruh, kerusuhan itu dipicu perkataan seorang pekerja setingkat supervisor WN India berinisial B yang menyinggung perasaan para buruh lokal. Kata-kata itu disampaikan saat memberikan pengarahan sekitar pukul 07.30 WIB kepada sekitar 20 buruh warga negara Indonesia di bagian listrik yang akan mengerjakan kapal L 205.

”Orang (WN India berinisial B) itu memberikan briefing sambil marah-marah karena ada pemasangan kabel yang terlalu panjang,” ujar salah seorang buruh yang mengikuti briefing.

Dalam briefing itu diduga B mengeluarkan kata-kata bernada rasialis sehingga terjadi kontak fisik saat itu. Sampai akhirnya B dan beberapa buruh India di bagian itu lari ke kantor manajemen. Permasalahan lalu melebar menjadi aksi solidaritas semua buruh Indonesia melawan para pekerja ekspatriat di galangan kapal itu.

Setelah amuk massa mereda, para pekerja ekspatriat yang berjumlah sekitar 30 orang dievakuasi polisi ke Markas Kepolisian Kota Besar Batam-Rempang-Galang. Sebagian di antara mereka dievakuasi dari kawasan galangan kapal melalui Selat Bulang menggunakan kapal polisi air.